Selasa, 28 Januari 2014

Koperasi Skala Besar Harus Terapkan Sistem Monitoring dan Evaluasi Online


JAKARTA—Pemerintah menggandeng International Cooperative Alliance dan European Research Institute on Cooperative and Soscial Etrepresises menerapkan sistem monitoring dan evaluasi online untuk koperasi simpan pinjam, koperasi kredit, dan koperasi jasa keuangan syariah dengan skala usaha besar.
Meliadi Sembiring, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, mengemukakan kesepakatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pengawasan operasional koperasi tersebut.
”Sistem itu didukung teknologi informasi dan komunikasi yang memadai sehingga dapat diakses secara online. Masih ada perangkat keras berupa pengadaan tambahan server dan pemasangan leased line ,” katanya kepada Bisnis, Rabu (22/1/2014).
Selain itu, katanya, perangkat lunak (software) yang merupakan bagian utama dari perangkat sistem monitoring bagi operasional koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi Kredit (Kopdit) dan koperasi jasa keuangan syariah (KJKS).
Monitoring dan Evaluasi secara Online itu dipadu dengan World Cooperative Monitoring (WCM). Dengan demikian ada keluaran atau output yang akan disajikan pada sistem monitoring KSP online berupa neraca rugi laba dan arus kas masing-masing koperasi.
Monitoring dan evaluasi KSP online dikelola secara khusus seorang tenaga administrasi beserta tim pusat yang berfungsi mengelola data dan melakukan validasi sistem serta pengujian proses input data dengan benar.
Saat ini telah dimulai proses input data dari KSP dan KJKS yang wilayah operasionalnya berada di Provinsi Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta. Sistem monitoring WCM dikelola EU RISCE-ICA.
Adapun keputusan yang diambil bersama dua lembaga internasional yang masih terkait erat dengan aktivitas koperasi dunia itu, berdasarkan hasil Workshop on World Cooperative Monitoring yang dilaksanakan EU RISCE-ICA dan Kementerian Koperasi dan UKM.
”Sebenarnya, ada 30 KSP. Kopdit, dan KJKS yang sudah di-input datanya, tetapi baru 10 yang datanya lengkap sesuai formulir monitoring dari WCM. Sedangkan 20 lainnya belum lengkap karena baru melampirkan data neraca, laba rugi dan laporan arus kas,” tutur Meliadi.
Setelah input data selesai, tim dari EU RISCE-ICA akan meneliti dan menetapkan KSP/KJKS/Kopdit yang menjadi peserta WCM. Melalui sistem ini koperasi yang mempunyai layanan pembiayaan, bisa naik kelas menjadi koperasi skala dunia.
Sumber : depkop.go.id

Selasa, 21 Januari 2014

Menkop: Perempuan Lebih Profesional Kelola Koperasi & Keuangan Usaha


JAKARTA—Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menegaskan, kaum perempuan lebih bertanggungjwab dan profesional mengelola koperasi maupun keuangan usaha sehingga layak menerima dukungan lebih optimal.
"Sesuai pertemuan APEC 2013 di Bali, keputusannya adalah memberdayakan dan meningkatkan peran wirusaha perempuan dengan memberi akses permodalan lebih optimal,” katanya pada hari Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) di Istora Senayan, Rabu (15/1/2014).
Menurutnya, GKN 2014 merupakan hari yang sangat istimewa karena perempuan Indonesia mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dengan peran aktifnya menciptakan lapangan pekerjaan, menciptakan produk kreatif dan inovasi.
Kreativitas itu akhirnya mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dari sekitar 10.000 orang yang hadir di Istora Senayan, di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuka peringatan GKN 2014.
Menurut Sjarifuddin Hasan, sebenarnya GKN diperingati pada Maret, namun dipercepat karena pada Maret tahun 2014 berdekatan dengan pemilu legislatif. 
Harapannya, agar wirausaha perempuan bisa lebih berpartisipasi dalam momentum mempergunakan hak demokrasi demi kemajuan bangsa Indonesia.
Pada tahun ini Kementerian Koperasi dan UKM bersinergi dengan Bank Mandiri menyelenggarakan GKN dengan tema Spirit of Women Entrepreneurship.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap meningkat rata-rata di atas 6% pada 9 tahun terakhir, dan 5,7% di tahun 2013. Artinya, masih tetap ke-2 terbaik diantara negara-negara G 20. Ini didorong peran wirausaha kaum perempuan.
Di hadapan Presiden SBY dan sejumlah menteri lainnya, Sjarifuddin Hasan mengingatkan pada pertemuan APEC di Bali, juga disepakati meningkatkan jaringan pemasaran wirausaha perempuan.
Hasil kesepakatan APEC itu telah ditindaklanjuti dengan semakin membuka akses keuangan dan pemasaran bagi wirausaha perempuan.
"Harapannya dapat menciptakan karakter wirausaha perempuan yang tangguh, andal, memiliki daya kreativitas dan inovasi yang tinggi sehingga mampu bersaing di tengah ekonomi globalisasi,” ungkap Sjarifuddin Hasan.
Sumber : depkop.go.id

Senin, 20 Januari 2014

Diksar Ke-24




Diksar merupakan pendidikan dan pelatihan yang menjadi agenda wajib setiap tahunnya di Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ini merupakan pendidikan dasar atau biasa disebut diksar yang ke-24. Acara ini terbagi menjadi dua bagian yaitu diksar indoor dan diksar outdoor. Diksar Indoor diselenggarakan pada tanggal 27,28,29 November 2013 dan 3,4,5 Desember 2013 di gedung Aula Madya Lt.1 yang dihadiri sebanyak 64 anggota. Keantusiasan anggota mengikuti acara ini membuat acara ini dapat terselenggara dengan baik. Selain diksar indoor tentunya ada diksar outdoor yang membuat acara ini semakin semarak di mata anggota. Diksar outdoor yang diselenggarakan pada tanggal 6-8 Desember 2013 di Villa Fitria, Anyer, Carita Banten membuat acara semakin berkesan bagi anggota. Sebayak 54 anggota mengikuti acara diksar outdoor dari 64 anggota yang megikuti acara diksar indoor. Kekompakan anggota semakin terlihat ketika dibuatkannya kaos diksar yang bertuliskan "Kopma UIN Jakarta Young Co-operatives Gatherness is Our Power". Kata "Gatherness is Our Power" mempunyai makna tersendiri yaitu kebersamaan adalah kekuatan kita. Dengan diadakanya Diksar setiap tahunnya diharapkan Kopma UIN Jakarta dapat membentuk kader-kader yang benar-benar bermutu dan tentunya dapat menerapkan prinsip-prinsip Perkoperasian. BRAVOOO KOPMA!!!